Selasa, 02 November 2010

SAlam SAnak saKAmpuang: Tur Malang (Persema)

SAlam SAnak saKAmpuang: Tur Malang (Persema): "Semen padang FC akan menjalani laga ke - 6 nya di isl 2010/2011 menghadapi Persema Malang. kedua tim sama - sama mengalami hasil kurang memu..."

Kamis, 30 September 2010

Octa max 96


OCTA MAX 9,6


Definisi OCTANE ; an oily alkane, CH, occurring in petroleum, or any of a group of isomers of this substance (by; yourdictionary[dot]com)

Aditif bahan bakar mengandung 100 % senyawa karbon cair yang mudah terbakar, tidak mengandung bahan bakar yang dapat merusak mesin dan suku cadang lainnya (100 %) aman.

Bagaimana OCTA MAX 9,6 bekerja? salah satu cara untuk meningkatkan tenaga dan membuat irit pemakaian premium atau bahan bakar yang biasa kita gunakan untuk kendaraan kita adalah dengan meningkatkan kadar oktan bahan bakar yang kita gunakan selain dari kebiasaan/prilaku mengendarai kendaraan, kondisi kendaraan dan kondisi lalu lintas di jalan. Semakin besar kompresi silinder (cc) kendaraan yang kita gunakan maka akan menentukan besar oktan bahan bakar yang kita gunakan untuk kendaraan..

Semakin besar kadar oktan yang di gunakan maka efek sampingnya adalah membuat pembakaran pada mesin menjadi sempurna Dengan pembakaran yang sempurna akan meningkatkan tenaga pada kendaraan. Disini lah OCTA MAX 9,6 bekerja meningkatkan oktan bahan bakar/premium yang di gunakan untuk kendaraan kita.

Dengan satu tutup botol OCTA MAX 9,6 bisa di campurkan untuk 2 liter premium. Satu botol OCTA MAX 9,6 bisa di gunakan untuk 30 liter premium. Kadar oktan premium adalah 88 jika di ditambahkan OCTA MAX menjadi 9,6.


Keunggulan OCTA MAX 9,6 :
  • Meningkatkan oktan premium
  • Membersihkan dan menghaluskan suara mesin
  • Menghemat bahan bakar
  • Mengawetkan suku cadang kendaraan
  • Mengurangi emisi dan ramah lingkungan
  • Meningkatkan tenaga dan kecepatan pembakaran
  • Menstabilkan suhu dan membakar endapan karbon
  • Menyempurnakan pembakaran dan peningkat tekanan pada piston

CARA PEMAKAIAN :

1 botol OCTAMAX 96 untuk 30 liter bensin, 1 tutup botol untuk 2 liter bensin.
* Khusus untuk mobil dengan transmisi matic, tambahkan 1 botol OCTAMAX 96 untuk premium senilai Rp.100.000,- (22,2 liter premium)

Octa max 9,6 di produksi oleh Hikmatul Iman Technology. Ini adalah salah satu produk dari pengembangan research Hikmatul Iman Technology. Hak dan merk dagang sudah di patenkan. Jadi silakan kunjungi web kami untuk pemesanannya.

octamax-96.blogspot.com atau Agungmaulanaazmismoker@yahoo.com


Tempat :

Bangkinang (kabupaten kampar riau) jln teuku umar no.30 bangkinang kabupaten kampar.
Pemesanan bisa melalui facebook atau email agungmaulanaazmismoker@yahoo.com , ongkos riau gratis (minimal pembelian 5 botol)

Octa max 96

OCTA MAX 9,6


Definisi OCTANE ; an oily alkane, CH, occurring in petroleum, or any of a group of isomers of this substance (by; yourdictionary[dot]com)

Aditif bahan bakar mengandung 100 % senyawa karbon cair yang mudah terbakar, tidak mengandung bahan bakar yang dapat merusak mesin dan suku cadang lainnya (100 %) aman.

Bagaimana OCTA MAX 9,6 bekerja? salah satu cara untuk meningkatkan tenaga dan membuat irit pemakaian premium atau bahan bakar yang biasa kita gunakan untuk kendaraan kita adalah dengan meningkatkan kadar oktan bahan bakar yang kita gunakan selain dari kebiasaan/prilaku mengendarai kendaraan, kondisi kendaraan dan kondisi lalu lintas di jalan. Semakin besar kompresi silinder (cc) kendaraan yang kita gunakan maka akan menentukan besar oktan bahan bakar yang kita gunakan untuk kendaraan..

Semakin besar kadar oktan yang di gunakan maka efek sampingnya adalah membuat pembakaran pada mesin menjadi sempurna Dengan pembakaran yang sempurna akan meningkatkan tenaga pada kendaraan. Disini lah OCTA MAX 9,6 bekerja meningkatkan oktan bahan bakar/premium yang di gunakan untuk kendaraan kita.

Dengan satu tutup botol OCTA MAX 9,6 bisa di campurkan untuk 2 liter premium. Satu botol OCTA MAX 9,6 bisa di gunakan untuk 30 liter premium. Kadar oktan premium adalah 88 jika di ditambahkan OCTA MAX menjadi 9,6.


Keunggulan OCTA MAX 9,6 :
  • Meningkatkan oktan premium
  • Membersihkan dan menghaluskan suara mesin
  • Menghemat bahan bakar
  • Mengawetkan suku cadang kendaraan
  • Mengurangi emisi dan ramah lingkungan
  • Meningkatkan tenaga dan kecepatan pembakaran
  • Menstabilkan suhu dan membakar endapan karbon
  • Menyempurnakan pembakaran dan peningkat tekanan pada piston

CARA PEMAKAIAN :

1 botol OCTAMAX 96 untuk 30 liter bensin, 1 tutup botol untuk 2 liter bensin.
* Khusus untuk mobil dengan transmisi matic, tambahkan 1 botol OCTAMAX 96 untuk premium senilai Rp.100.000,- (22,2 liter premium)

Octa max 9,6 di produksi oleh Hikmatul Iman Technology. Ini adalah salah satu produk dari pengembangan research Hikmatul Iman Technology. Hak dan merk dagang sudah di patenkan. Jadi silakan kunjungi web kami untuk pemesanannya.

octamax-96.blogspot.com atau Agungmaulanaazmismoker@yahoo.com


Tempat :

Bangkinang (kabupaten kampar riau)
Pemesanan bisa melalui facebook atau email agungmaulanaazmismoker@yahoo.com , ongkos riau gratis (minimal pembelian 5 botol)

Senin, 26 Juli 2010

Kenapa Cewek Jepang Kurus-Kurus?

Banyak teman-teman saya di Indonesia yang bertanya, "kenapa ya cewek jepang kok kebanyakan pada kurus-kurus gitu?" Mereka beranggapan seperti itu sepertinya karena kebanyakan dari mereka melihat wanita Jepang yang ada di film-film dorama saja. Kalau itu sih emang iya... jelas kurus-kurus dan cantik-cantik, kalau nggak gitu mana laku filmnya untuk ditonton. Memang sepertinya saat ini memiliki badan kurus dan ramping super singset cukup jadi trend di kalangan wanita Jepang. Sebuah trend yang sepertinya bukan hanya di Jepang saja, tapi sudah mengglobal di seluruh dunia. Ada anggapan bahwa wanita kurus itu lebih baik dan cantik secara penampilan dibandingkan dengan wanita yang gemuk.

Saking mengglobalnya trend kurus ini, sampai ada dalam salah satu dorama Jepang yang judulnya "Teppan Girl Akane" dalam salah satu episodenya menceritakan tentang diadakannya perlombaan wanita paling kurus yang diadakan di salah satu SMA. Pesertanya diwajibkan memenuhi beberapa kriteria untuk bisa memenangkan perlombaan tersebut. Di antaranya mereka harus bisa melalui sebuah lubang berbentuk huruf "O" yang diameternya hanya 40 cm. Kemudian berat badan mereka tidak boleh melebihi 43 Kg. Untuk mengikuti dan berusaha memenangkan lomba tersebut, akhirnya banyak remaja-remaja Jepang yang berusaha mati-matian untuk melakukan diet makanan. Sampai bahkan ada yang tidak makan selama seharian demi mengurangi berat badan mereka.

Anggapan teman saya di atas tadi tentang persentase wanita Jepang yang lebih banyak yang kurusnya daripada yang gemuk memang tidak sepenuhnya salah. Tapi bukan berarti juga tidak ada yang gemuk, atau yang gemuk jumlahnya sedikit sekali. Walaupun memang selama saya tinggal di Jepang, rasa-rasanya jarang melihat ada wanita Jepang yang gemuk, walaupun dia masih remaja atau sudah menjadi orang tua.

Berdasarkan data statistik terbaru yang dikeluarkan tim Internasional tentang masalah kegemukan di negara-negara maju, ternyata memang menunjukkan bahwa Jepang adalah negara dengan angka paling rendah (hanya 3%). Sedangkan yang paling tinggi adalah Amerika Serikat sebesar 34%. Selain itu, di data itu juga disebutkan bahwa rata-rata umur wanita Jepang tergolong paling tinggi yang mencapai usia 85%.

Hal ini sepertinya akan menarik jika kita bahas. Pertama, jika kita lihat dari taraf kecintaan orang Jepang terhadap makanan, dengan presentasi kegemukan yang rendah adalah sangat mengherankan. Sehingga kita bisa mengira-ngira mungkin rahasianya ada di jumlah kalori makanan dan minuman yang kecil yang biasa mereka konsumsi. Orang Jepang umumnya tidak terlalu mementingkan rasa dari berbagai macam bumbu campuran, tetapi mereka lebih mengutamakan kesegaran dari makanan tersebut. Kebudayaan dan tradisi Jepang mendorong untuk menghargai 'Kesegaran Yang Paling Utama', maka dari itu perempuan Jepang senang membeli banyak ikan, sayur mayur, dan buah-buahan sejenisnya. Sedangkan daging merah, kembang gula, biskuit, dan bahan makanan cemilan dibeli lebih sedikit. Makanya, kalau teman-teman memakan makanan Jepang yang asli (dalam artian tidak diubah menjadi selera orang Indonesia seperti yang dijual di Hoka-Hoka Bento atau restoran-restoran makanan Jepang lainnya di Indonesia), teman-teman tidak akan menemukan beraneka ragam rasa di sana. Umumnya kita hanya akan merasakan rasa asin dan manis yang dominan, bahkan terkadang malah hambar dan tidak ada rasa tambahan selain rasa asli dari bahan baku makanan tersebut.

Salah satu contoh yang pernah saya rasakan sendiri mengenai budaya pengontrolan kalori yang biasa dilakukan orang Jepang adalah ketika saya makan di kantin kampus. Kantin di kampus saya menyediakan berbagai macam menu makanan dan minuman yang seimbang. Yang menjadi unik adalah, ternyata di setiap tulisan daftar nama makanan atau minumannya itu tertulis daftar kandungan kalori per gram di tiap makanan tersebut. Sehingga ini membuat kita bisa menghitung berapa kalori yang akan atau sudah kita konsumsi.

Kemudian, kalau kita melihat pola arsitektur rumah-rumah di Jepang, umumnya ukuran dapur itu tidak ada yang besar. Coba bandingkan dengan ukuran dapur rumah-rumah di Eropa atau Amerika, umumnya sampai memakan space yang sangat luas. Penggunaan ruang dapur yang minimalis oleh orang Jepang ini barangkali berpengaruh pada frekuensi dan jumlah makanan yang disimpan di dapur. Karena mereka tidak memiliki ruang yang cukup luas, jadi umumnya frekuensi mereka untuk membeli sayuran yang segar lebih sering. Sebaliknya, kalau di Amerika dan Eropa, penduduknya senang membeli bahan makanan sekali dalam seminggu lalu disimpan dalam lemari pendingin.

Alasan kedua yang mungkin dapat mendorong wanita Jepang memiliki badan yang ramping adalah adanya semacam ungkapan yang dikenal masyarakat Jepang yaitu "makan nasi sebaiknya dimakan delapan butir sampai kenyang". Maksud dari ungkapan ini adalah sebaiknya tidak makan sampai terlalu kenyang. Selain itu, bobot bahan makanan yang berbeda dari daerah barat dan timur juga merupakan salah satu alasan yang penting.

Kalau kita perhatikan pola makan orang barat, bobot bahan makanan yang suka mereka konsumsi, dari tahun ke tahun makin lama makin meningkat. Sehingga inilah yang pada akhirnya menyebabkan angka kegemukan di negara-negara barat lebih tinggi. Sedangkan kalau di Jepang, penduduknya melakukan hal yang lebih baik. Orang Jepang rata-rata setiap harinya menyerap 2700 kalori, namun orang Amerika rata-rata setiap hari menyerap 3700 kalori, perbedaan antara keduanya 1000 kalori."

Pola makan orang Jepang sepertinya memang telah terpengaruh oleh sikap dan cara aliran Zen di Negara China terhadap bahan makanan, "Memilih bahan yang paling segar, memasak dengan hati yang semangat." Saat menyantap nasi jangan melahap dengan rakus, pada saat menikmati makanan yang lezat, masih harus belajar cara untuk menghargai keindahan. Penampilan yang indah adalah sumber dari kehidupan memasak orang Jepang.

Alasan ketiga yang dapat mendukung wanita Jepang memiliki tubuh kurus adalah mungkin dikarenakan kebiasaan mereka untuk beraktifitas fisik dalam skala yang cukup sering dan besar. Di samping budaya dan etos kerja mereka yang sangat tinggi, orang Jepang itu sangat suka berjalan kaki dan mengendarai sepeda. Makanya kalau kita ada di Jepang pada jam-jam masuk kerja atau sekolah, biasanya kita akan sering berada dalam kerumunan orang-orang yang berjalan dengan cepat di pinggir-pinggir jalan atau di stasiun-stasiun kereta sedang bergegas ke kantor atau sekolah mereka masing-masing.

Jadi... bisa kita tarik kesimpulan, bahwa ternyata ada beberapa faktor yang bisa mendorong dan memberikan kita jawaban mengapa orang Jepang, atau wanita Jepang pada khususnya memiliki tubuh ramping dan jauh dari kegemukan. Ternyata hal itu dikarenakan makanan minuman dan cara hidup, masyarakat yang akrab dan membentuk semangat jiwa, sistem pemeliharaan kesehatan yang maju, selain itu, kemungkinan masih ada sedikit unsur turun temurun juga olah tubuh.

Jumat, 23 Juli 2010

proses pembuatan sabun Pembersih Lantai

Bahan

1.

Texafon

75 g

2.

NaCl

40 g

3.

Asam oksalat

5 – 10 g

4.

Na2SO4

10 g

5.

Peserfatif

1 cc

6.

Sulfitin

1 cc

7.

Aquadest

500 – 700 cc

8.

Pewarna

Secukupnya

9.

Parfum

Secukupnya

Cara mencampur :

1. Texafon dan NaCl campur hingga rata, kental kelihatan putih seperti pasta

2. Campurkan aquadest 500 cc aduk rata

3. Na2SO4 + cintrunzur + presefatif campur sendiri masukan di campuran 1

4. Sulfitin dan parfum campur tersendiri lalu masukan di campuran 2

Kamis, 22 Juli 2010

cara pembuatan sabun transparan

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sabun merupakan benda wajib yang kita pakai setiap hari. Tanpa sabun, mandi terasa tidak bersih karena sabun berfungsi untuk mengangkat kotoran yang menempel di tubuh kita.

Sabun pertama kali dibuat dari lemak yang dipanaskan dengan abu pada jaman Babilon kuno. Beragam jenis sabun digunakan secara berbeda di tiap kebudayaan. Orang Mesir kuno menggunakan campuran minyak hewan, tumbuhan dan garam sebagai sabun. Sedangkan orang Yunani kuno membersihkan tubuh dengan tanah liat, pasir, batu apung, dan abu. Lalu menyiram tubuh mereka dengan minyak dan untuk menghilangkan minyak yang melekat dan kotoran digunakan alat dari metal yang disebut strigil.

Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar, bagian kepala bersifat hidrofilik dan bagian ekor bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah sabun mampu mengangkat kotoran (biasanya lemak) dari badan atau pakaian.

Dewasa ini pemanfaatan sabun sebagai pembersih kulit makin menjadi trend dan beragam. Keragaman sabun yang dijual secara komersial terlihat pada jenis, warna, wangi dan manfaat yang ditawarkan. Berdasarkan jenisnya sabun dibedakan atas dua macam yaitu sabun padat (batangan) dan sabun cair.

Sabun transparan adalah sabun mandi yang berbentuk batangan dengan tampilan transparan, menghasilkan busa lebih lembut di kulit dan penampakannya lebih berkilau dibandingkan jenis sabun lainnya. Tampilan sabun transparan yang menarik mewah dan berkelas menyebabkan sabun transparan dijual dengan harga yang relatif lebih mahal. Pendirian industri sabun transparan merupakan salah satu jenis usaha yang cukup menjanjikan mengingat pasar sabun transparan belum jenuh dan masih terbuka lebar.

B. Tujuan

Setelah mengikuti pelatihan ini, diharapkan peserta diklat dapat membuat sabun transparan dengan kriteria sebagai berikut:

  • Tekstur padat dan lembut di kulit
  • Kenampakan transparan
  • Aroma sesuai dengan pewangi (parfum) yang ditambahkan
  • Warna jernih

II. LEMBAR INFORMASI

Sabun adalah garam alkali dari asam-asam lemak dan telah dikenal secara

umum oleh masyarakat karena merupakan keperluan penting di dalam rumah

tangga sebagai alat pembersih dan pencuci.

Sabun adalah surfaktan yang digunakan untuk mencuci dan membersihkan, bekerja dengan bantuan air. Sedangkan surfaktan merupakan singkatan dari surface active agents, bahan yang menurunkan tegangan permukaan suatu cairan dan di antarmuka fasa (baik cair-gas maupun cair-cair) sehingga mempermudah penyebaran dan pemerataan.

Sabun dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam kondisi basa. Pembuat kondisi basa yang biasanya digunakan adalah NaOH (natrium/sodium hidroksida) dan KOH (kalium/potasium hidroksida). Asam lemak yang berikatan dengan natrium atau kalium inilah yang kemudian dinamakan sabun.

2.1 Klasifikasi Sabun :

1. Sabun Cair

Bentuk cair dan tidak mengental pada suhu kamar

2. Sabun Lunak/ Krim

Seperti pasta dan sangat mudah larut

3. Sabun Keras/ Padat

Dibuat dari lemak yang padat atau dari minyak yang dikeraskan dengan proses hidrogenasi, Asam lemaknya jenuh dan mempunyai BM tinggi, Sukar larut dalam air

Sabun padat (batangan) dapat dibedakan atas tiga jenis yaitu :

· Sabun opaque ( tidak transparan )

· Sabun translucent ( agak transparan )

· Sabun transparan (sangat transparan)

2.2 Efek Pengaruh Alkali

Sabun yang dibuat dengan NaOH lebih lambat larut dalam air dibandingkan dengan sabun yang dibuat dengan KOH. Sabun yang terbuat dari alkali kuat (NaOH,KOH) mempunyai nilai pH 9.0 -10,8 sedangkan sabun yang terbuat dari alkali lemah NH4OH) akan mempunyai nilai pH yang lebih rendah yaitu 8,0 -9,5.

Hingga saat ini beraneka sabun telah diproduksi secara modern. Untuk membuat sabun sendiri tidaklah sulit. Bahan kimia dan cara pembuatannya cukup mudah sehingga dapat dibuat untuk skala rumah tangga dengan peralatan yang biasa digunakan sehari-hari.

Keberadaan sabun yang hanya berfungsi sebagai alat pembersih dirasa kurang mengingat pemasaran dan permintaan masyarakat akan nilai lebih dari sabun,. oleh karena itu tidak ada salahnya jika dikembangkan lagi sabun yang mempunyai nilai lebih, seperti pelembut kulit, antioksidan, mencegah gatal-gatal dan pemutih dengan penampilan (bentuk, aroma, warna) yang menarik.

Pengetahuan mengenai bahan baku dan bahan tambahan yang diperlukan dalam proses pembuatan sabun akan mempengaruhi mutu produk sabun yang dihasilkan.

2.3 Bahan Baku Sabun

1. Minyak dan Lemak

Jenis minyak yang dapat digunakan pada proses pembuatan sabun adalah minyak kelapa, minyak sawit, minyak jarak, minyak jagung, minyak kedelai dan minyak lainnya.

Tabel 1. Kandungan asam lemak yang dominan pada beberapa jenis minyak

No

Jenis Minyak

Asam Lemak yang Dominan

Jumlah

1

Minyak Kelapa

Asam Laurat

44 - 53 %

2

Minyak Sawit

Asam Palmitat

Asam Oleat

40 - 46 %

39 - 45 %

3

Minyak jarak

Asam Risinoleat

86 %

4

Minyak jagung

Asam Linoleat

Asam Oleat

56,3 %

30,1 %

5

Minyak Kedelai

Asam Linoleat

Asam Oleat

15 – 64 %

11 – 60 %

Minyak dan lemak dihasilkan oleh alam yang bersumber dari hewan dan tanaman, perbedaan mendasar antara lemak hewani dan lemak nabati adalah :

· Lemak hewani mengandung kolesterol, sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol

· Kadar lemak jenuh dalam lemak hewani lebih kecil daripada lemak nabati

Zat warna dalam minyak dan lemak dibedakan menjadi dua yaitu warna alamiah dan warna akibat oksidasi atau degradasi komponen kimia yang terdapat dalam minyak. Zat warna alamiah terdapat secara alamiah dalam bahan dan ikut terekstraksi bersama minyak dalam proses ekstraksi, zat warna tersebut antara lain alfa dan beta karoten, xanthofil dan anthosianin. Zat warna ini menyebabkan warna kuning , kuning kecoklatan, kehijau-hijauan dan kemerah-merahan. Sedangkan warna akibat oksidasi dan degradasi komponen kimia yang terdapat pada minyak antara lain: warna gelap disebabkan oleh oksidasi tokoferol (vitamin E).

Bau amis pada minyak atau lemak disebabkan oleh interaksi trimetil amin oksida dengan ikatan rangkap dari minyak tak jenuh. Trimetil amin berasal dari pemecahan ikatan C-N dari cholin dalam molekul lesitin kemudian ikatan C-N ini diuraikan oleh zat pengoksidasi seperti gugus peroksida dalam lemak, sehingga menghasilkan trimetil-amin.

Odor dan flavor pada minyak umumnya disebabkan oleh komponenbukan minyak, misalnya bau khas dari minyak kelapa sawit disebabkan oleh beta-ionone, sedangkan bau khas dari minyak kelapa disebabkan oleh nonyl methylketon (Ketaren, 1986). Selain terdapat secara alami odor dan flavor juga terjadi karena pembentukan asam-asam lemak berantai pendek sebagai hasil penguraian pada kerusakan minyak atau lemak.

2. Natrium Hidroksida ( NaOH )

Natrium hidroksida (NaOH) seringkali disebut dengan soda kaustik atau soda api yang merupakan senyawa alkali yang bersifat basa dan mampu menetralisir asam. NaOH berbentuk kristal putih dengan sifat cepat menyerap kelembapan. Natrium hidroksida bereaksi dengan minyak membentuk sabun yang disebut dengan saponifikasi.

3. Asam Stearat

Asam stearat merupakan monokarboksilat berantai panjang (C18) yang bersifat jenuh karena tidak memiliki ikatan rangkap diantara atom karbonnya. Asam stearat dapat berbentuk cairan atau padatan. Pada proses pembuatan sabun, asam stearat berfungsi untuk mengeraskan dan menstabilkan busa.

4. Etanol

Etanol (etil alkohol) berbentuk cair, jernih dan tidak berwarna, merupakan senyawa organik dengan rumus kimia C2H5OH. Etanol pada proses pembuatan sabun digunakan sebagai pelarut karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan lemak.

5. Gliserin

Gliserin adalah produk samping dari reaksi hidrolisis antara minyak nabati dengan air untuk menghasilkan asam lemak. Gliserin merupakan humektan sehingga dapat berfungsi sebagai pelembab pada kulit. Pada kondisi atmosfir sedang ataupun pada kondisi kelembaban tinggi, gliserin dapat melembabkan kulit dan mudah dibilas. Gliserin berbentuk cairan jernih, tidak berbau, dan memiliki rasa manis.

6. Coco dietanolamida (Coco-DEA)

Coco-DEA merupakan dietanolamida yang terbuat dari minyak kelapa. Dalam formula sediaan kosmetik, DEA berfungsi sebagai surfaktan dan penstabil busa. Surfaktan adalah senyawa aktif penurun tegangan permukaan yang bermanfaat untuk menyatukan fasa minyak dengan fasa air.

7. Natrium Klorida (NaCl)

Natrium klorida (garam) merupakan bahan berbentuk kristal putih, tidak berwarna dan bersifat higroskopik rendah. Penambahan NaCl selain bertujuan untuk pembusaan sabun, juga untuk meningkatkan konsentrasi elektrolit agar sesuai dengan penurunan jumlah alkali pada kahir reaksi sehingga bahan-bahan pembuat sabun tetap seimbang selama proses pemanasan.

8. Gula Pasir

Gula pasir berbentuk kristal putih. Pada proses pembuatan sabun transparan, gula pasir berfungsi untuk membantu terbentuknya transparansi pada sabun. Penambahan gula pasir dapat membantu perkembangan kristal pada sabun.

9. Asam Sitrat

Asam sitrat memiliki bentuk berupa kristal putih. Berfungsi sebagai agen pengelat (chelating agent) yaitu pengikat ion-ion logam pemicu oksidasi, sehingga mampu mencegah terjadinya oksidasi pada minyak akibat pemanasan. Asam sitrat juga dapat dimanfaatkan sebagai pengawet dan pengatur pH.

11. Pewarna

Pewarna ditambahkan pada proses pembuatan sabun untuk menghasilkan produk sabun yang beraneka warna. Bahan pewarna yang digunakan adalah bahan pewarna untuk kosmetik grade.

12. Pewangi

Pewangi ditambahkan pada proses pembuatan sabun untuk memberikan efek wangi pada produk sabun. Pewangi yang sering digunakan dalam pembuatan sabun adalah dalam bentuk parfum dengan berbagai aroma (buah-buahan, bunga, tanaman herbal dan lain-lain).

2.4 Tahapan Pembuatan Sabun transparan

1. Persiapan Bahan

Tahapan pertama yang harus dilakukan dalam membuat sabun adalah mempersiapkan bahan baku dan bahan tambahan yang diperlukan untuk memproduksi sabun transparan. Bahan baku yang diperlukan adalah asam stearat, minyak (kelapa, sawit, jarak, jagung kedelai dll), NaOH, gliserin, etanol, gula pasir, Coco DEA. Adapun bahan tambahan yang harus disiapkan adalah NaCl, Asam Sitrat, pewarna dan pewangi.

2. Penimbangan Bahan

Bahan-bahan yang telah disiapkan kemudian ditimbang sesuai dengan formula yang telah ditentukan. Penimbangan bahan-bahan harus dilakukan seteliti mungkin. Jika keliru dalam menimbang bahan baku dan bahan tambahan berdampak pada terjadinya perbedaan karakteristik, sehingga karakteristik produk sabun transparan yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar.

3. Pemanasan Bahan

Pemanasan dilakukan untuk melelehkan bahan yang berbentuk padatan agar dapat dengan mudah dicampur dengan bahan lain yang berbentuk cairan. Bahan yang perlu dilelehkan adalah asam stearat, dilelehkan pada suhu 60 oC.

4. Pencampuran ( Blending)

Proses pencampuran dilakukan setelah bahan baku berbentuk padat dilelehkan. Hasil pelelehan kemudian dicampur dengan bahan – bahan lain yang berbentuk cairan maupun dengan bahan yang berbentuk padat lainnya yang tidak perlu dilelehkan terlebih dahulu. Pencampuran bahan-bahan dilakukan pada suhu sekitar 70 – 80 oC, kecuali pada penambahan pewarna dan pewangi yang dilakukan pada suhu 40 oC.

5. Pengadukan

Selama proses pencampuran berlangsung, pengadukan harus dilakukan secara kontinyu. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan sediaan sabun transparan yang homogen. Apabila tidak dilakukan pengadukan secara kontinyu beberapa bahan yang dicampurkan menjadi tidak merata dan menggumpal. Hal tersebut akan mempengaruhi tampilan sabun transparan.

6. Pencetakan

Proses pencetakan dilakukan dengan menuangkan sediaan sabun transparan ke dalam cetakan sabun. Bahan cetakan sabun dapat berupa stainless steel, plastik, kayu, fiber dll. Model cetakan disesuaikan dengan bentuk sabun yang akan dihasilkan, misalnya bulat oval, persegi dan sebagainya.

Setelah dituangkan ke dalam cetakan, sediaan sabun dibiarkan selama beberapa saat supaya sabun mengeras sempurna. Proses pengerasan (aging) dilakukan pada suhu kamar selama 1 bulan.

7. Pengemasan

Pengemasan dilakukan dengan menggunakan bahan kemasan plastik atau kertas. Untuk bahan plastik digunakan jenis plastik wrapping yang elastis. Untuk bahan kertas digunakan jenis kertas yang tipis. Pengemasan sabun transparan dapat dilakukan secara manual.

III. LEMBAR KERJA

MEMBUAT SABUN TRANSPARAN

Tujuan : Peserta pelatihan dapat membuat sabun transparan dengan kriteria tekstur padat dan lembut di kulit, kenampakan transparan, aroma sesuai dengan pewangi (parfum) yang ditambahkan, warna jernih.

Alat

1. Tangki pemanas

2. Wadah

3. Mesin pengaduk

4. Kompor

5. Timbangan

6. Cetakan sabun

7. Alat pemotong

8. Kemasan

Bahan:

  1. Minyak
  2. Natrium Hidroksida (NaOH)
  3. Asam Stearat
  4. Etanol
  5. Gliserin
  6. Gula Pasir
  7. Coco-DEA
  8. Pewarna
  9. Pewangi

Cara Pembuatan:

1. Panaskan 1 Liter minyak sampai suhu 60 oC

2. Masukkan NaOH 30 % sebanyak 500 ml

3. Panaskan dengan suhu 70 oC sambil diaduk

4. Aduk terus sampai proses saponifikasi sempurna (terbentuk larutan yang kental)

5. Tambahkan 500 gram asam stearat yang sudah dilelehkan pada suhu 60 oC

6. Tambahkan 800 ml etanol, 800 ml gliserin, 500 ml Coco-DEA dan 80 gram gula pasir sambil terus diaduk

7. Pemanasan dan pengadukan terus dilakukan sampai seluruh campuran menjadi homogen

8. Penambahan pewarna dan pewangi dilakukan pada suhu 40 oC

9. Tuangkan campuran ke dalam cetakan dan diamkan selama 24 jam hingga sabun mengeras.

10. Keluarkan sabun yang sudah mengeras dari cetakan.

PENGUJIAN SABUN

a. Penentuan Angka Asam

Metode : Titrimetri

Prinsip : Pelarutan contoh dalam pelarut organik tertentu (alkohol 95 % netral) dilanjutkan dengan penitaran dengan basa (NaOH atau KOH)

Alat :

· Neraca analitik

· Erlenmeyer 250 ml

· Buret 50 ml

· Pipet tetes

Bahan

· Sampel

· Alkohol 95 %

· Indikator fenolftalein (PP)

· KOH 0,1 N

Langkah Kerja:

  • Timbang dengan seksama 2 – 5 gram contoh ke dalam erlenmeyer 250 ml
  • Tambahkan 50 ml alkohol netral ( dibuat dengan cara: masukkan alkohol 95 % sebanyak yang diperlukan ke dalam erlenmeyer, tambahkan beberapa tetes indikator PP kemudian titrasi dengan larutan standar NaOH 0,1 N sampai terbentuk warna merah muda)
  • Setelah ditutup dengan pendingin balik, panaskan sampai mendidih dan digojog kuat-kuat untuk melarutkan asam lemak bebasnya.
  • Setelah dingin, larutan lemak dititrasi dengan 0,1 N larutan KOH standar
  • Tambahkan 3 – 5 tetes indikator PP dan titirasi dengan larutan standar NaOH 0,1 N hingga warna merah muda tetap (tidak berubah selama 15 detik). Apabila cairan yang dititrasi berwarna gelap dapat ditambahkan pelarut yang cukup banyak dan atau dipakai indikator bromthymol blue sampai berwarna biru.
  • Angka asam dinyatakan sebagai mg KOH yang dipakai untuk menetralkan asam lemak bebas dalam 1 gram lemak atau minyak.
  • Lakukan penetapan duplo

Perhitungan :

Angka asam = ml KOH x N KOH x 56,1

Berat sampel (gram)